Laman

2% Tantangan Indonesia

2% Tantangan Indonesia

2% Tantangan Indonesia
2% Tantangan Indonesia

     Sebagai warga negara Indonesia, tentunya setiap dari kita, mungkin 99% dari jumlah penduduk Indonesia, memiliki mimpi untuk melihat negeri ini dapat menjadi negara maju dalam kancah dunia. Sejauh ini, Indonesia masih setia berada di garis negara berkembang, suatu kondisi yang telah cukup lama bertahan, salah satu hasil perjuangan bapak-bapak bangsa yang berhasil membawa Indonesia dari negara miskin yang telah lama dijajah beralih menjadi negara berkembang. Mungkin sekarang saatnya, generasi tua-muda saat ini berkolaborasi bersama untuk melanjutkan langkah tersebut demi membawa Indonesia beranjak satu tahap lebih lagi menuju kondisi sebagai negara maju.

Ada suatu pernyataan menarik yang menyatakan bahwa rata-rata negara maju harus memiliki minimal 2% pengusaha, atau yang kini marak dengan istilah entrepreneur. Dengan jumlah penduduk sekitar 230-an juta, Indonesia dapat menjadi negara maju bila memiliki minimal 4,6 juta entrepreneur. Bagaimana kira-kira reaksi kita melihat nominal jumlah tersebut? Apakah sudah sekian jumlah entrepreneur di Indonesia?

Fakta data statistik mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki pengusaha atau entrepreneur sejumlah 400.000 orang, atau hanya sekitar 0,18%. Fakta ini mengungkapkan masih cukup jauhnya Indonesia dari level negara maju, dengan asumsi jumlah entrepreneur dijadikan acuan utama. Ini adalah tantangan bagi kita semua, TANTANGAN dan bukan MASALAH. Mahasiswa dan kaum muda memiliki peranan penting untuk menuju tahapan tersebut. Sudah bukan waktunya lagi kita hanya bisa menunjuk dan menyalahkan apa yang telah dilakukan senior-senior kita, para pakar yang sedang memimpin arah gerak bangsa saat ini. Sudah saatnya kita bersiap diri untuk melanjutkan estafet untuk memimpin pergerakan maju bangsa ini.

Bila kita berbicara model negara maju yang ingin dicontoh, tentu tiap orang memiliki opininya masing-masing, namun satu nama yang tidak bisa terlepas dari variasi model negara maju di dunia adalah Amerika Serikat. Negeri Paman Sam ini secara fakta merupakan salah satu negara adidaya di dunia. Bila kita berkaca pada Amerika Serikat, mereka memiliki tidak kurang 37 juta orang entrepreneur, pengusaha. Jumlah ini bila dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mencapai 309 juta jiwa mencapai tingkat 12%, cukup jauh di atas level minimal capaian negara maju, 2%.

Bagaimana Amerika Serikat dapat memiliki sekian banyak pengusaha dan entrepreneur? Fakta mengatakan bahwa hampir 50% dari pengusaha tersebut mengalami kegagalan pada langkah awal mereka. Namun, mereka pantang menyerah dan senantiasa mencoba lagi. Mental inilah mungkin yang membedakan semangat entrepreneurship dalam masyarakat negara berkembang seperti Indonesia dengan masyarakat negara maju seperti Amerika Serikat.

Konsistensi dan semangat pantang menyerah, inilah yang mungkin agak berkurang pada masyarakat Indonesia saat ini. Padahal bila kita berkaca pada sejarah pembentukan bangsa ini, dominasi mentalitas yang mencuat justru semangat pantang menyerah, terutama terkait penjajahan jangka panjang yang mendera Indonesia. Kini saatnya Indonesia membangkitkan kembali mentalitas tersebut. Mungkin bila diperhitungkan jumlah penduduk Indonesia yang pernah mencoba menjadi entrepreneur jumlah mungkin bisa mendekati 2%, atau sekitar 4,6 juta, atau bahkan mungkin lebih. Namun, ternyata dari jumlah itu hanya sekitar 0,18% dari 230 juta masyarakat Indonesia yang bertahan menjadi seorang entrepreneur. Mentalitas “instantisme“, mengacu pada pola pikir untuk mendapatkan hasil nyata dalam waktu instan, inilah yang lebih dominan tampak dalam masyarakat Indonesia. Perlu dibentuk mentalitas yang lebih tangguh dan survive untuk membentuk generasi unggul yang dapat membawa Indonesia kembali melangkah maju ke tahap berikutnya yaitu Indonesia sebagai negara maju.

Bermain-main di area konsep, berarti sama saja dengan orang-orang kebanyakan yang sangat ahli dalam membongkar akar dari suatu permasalahan tanpa suatu solusi. Oleh karena itu saya ingin mengajak rekan-rekan sekalian untuk memulai dari diri sendiri membentuk mentalitas yang dibangun dengan semangat konsisten, survive, penuh kejujuran, pantang menyerah, dan setia pada proses, meninggalkan “instantisme“. Mulailah dengan pribadi kita masing-masing. Jadilah individu unggul, jadilah terang bagi lingkungan kita, sehingga nantinya mereka akan mengikuti terang yang kita hasilkan dan akhirnya seluruh lingkungan kita bisa menjadi terang benderang. Mulai dari pribadi individu-individu, kita mulai membangun masa depan Indonesia sebagai negara maju dan bermartabat.

Mari kita cetak calon-calon pengusaha muslim, kita bangkitkan negara indonesia ini dengan memproduksi calon-calon warausahawan muslim yang hebat. .